Kamis, 18 Mei 2017

SENSITOMETRI Tugas Radiologi Universitas kader bangsa palembang



BAB I
PENGERTIAN SENSITOMETRI

Pada awal perkembangannya, sensitometri diperkenalkan pertama kali pada abad ke 19 untuk mengevaluasi performance material fotografik.
Pengertian sensitometri menurut beberapa sumber :
1)  Pada bidang radiofotografi, Sensitometri adalah metode mengukur karakteristik respon film terhadap radiasi, baik dari cahaya tampak atau sinar X.
2) Istilah sensitometry berasal dari kata"sensitivity" and "metry"(pengukuran). Awalnya, ini dimaksudkan sebagai pengukuran sensitivitas dari bahan fotosensitif terhadap cahaya. Saat ini, hal itu dimaksudkan berbagai karakteristik (seperti sensitivitas dan kontras) dari bahan fotosensitif dengan penggunaan kurva karakteristik
3)  Sensitometri adalah metode mengukur karakteristik respon film terhadap radiasi baik dari cahaya tampak atau  sinar X. Caranya film diekspose dengan sinar X atau cahaya tampak dengan nilai eksposi tertentu untuk menghasilkan serial densitas, kemudian film di proses dan hasil densitasnya diukur dengan densitometer dan dibuat sebuah kurva yang dikenal dengan kurva karakteristik.
1.     Kurva Karakteristik
Sensitometri diukur menggunakan kurva karakteristik. Kurva karakteristik juga biasa disebut kurva D log E yaitu kurva yang menunjukkan hubungan antara log eksposure dengan besarnya densitas pada radiograf. Nama lain kurva karakteristik adalah kurva “Hurter and Driffield” karena mereka berdua yang menemukan pertama kurva k karakteristik.
Gambar 1.1 Kurva Karakteristik.
Kurva karakteristik merupakan kurva grafik yang memperlihatkan hubungan antara sejumlah eksposi dengan hasil densitas pada film. Kurva ini pertama kali ditemukan oleh Hurteen dan Drifield pada tahun 1890. Maka dari itulah kurva ini biasanya disebut dengan kurva H dan D atau biasanya juga disebut kurva D log E. Bentuk kurva tergantung dari cara membuat film, penyimpanan dan pengolahannya.
2.     Karakteristik Film
1.      Resolusi (Resolution)
a.       Resolusi adalah kemampuan untuk mengakuratkan antara gambaran dengan obyek.
b.      Resolusi biasa disebut juga dengan detail, ketajaman dan daya urai (resolving power).
2.      Kecepatan (Speed)
a.       Kecepatan (speed) adalah kecepatan atau besarnya kemampuan emulsi film dalam merespon sejumlah cahaya.
b.        Nilai speed dipengaruhi oleh ukuran kristal perak halida dan tebalnya.
c.        Makin besar kristal maka makin cepat kecepatan (speed) film tersebut. Film dengan kecepatan (speed) rendah memerlukan faktor eksposi yang besar, sedangkan film dengan kecepatan (speed) yang tinggi memerlukan faktor eksposi yang kecil.
3.      Kontras
a.       Kontras film adalah banyaknya warna kehitaman (densitas) yang membedakan antara densitas minimum dan densitas maksimum.
b.      Adapun rentang densitas yang biasa digunakan dalam bidang radiografi adalah antara 0,25 - 2,00.
4.      Latitude
a.       Latitude film adalah respon emulsi film terhadap rentang perbedaan nilai eksposi yang disebut juga dengan eksposi.
b.      Nilai latitude film ini berbanding terbalik dengan kontras film.
c.       Bila nilai latitude besar maka kontras akan rendah.
d.      Sedangkan bila nilai latitude kecil maka kontrasnya akan tinggi.
Dan pada tahun 1929 oleh Martin, Smith dan Hodgson memperkenalkan metode Standarisasi untuk pembangkitan Developer (A.G.Haus, 1993). beberapa cara untuk menyatakan tingkat kehitaman:
a.      Transmisi
 Apabila sebuah film yang sudah di eksposi di berikan sinar langsung (Incident Ligh/LI) maka sinar tersebut sebagian akan di teruskan atau di transmisikan dan sebagian lagi akan di hambat oleh kehitaman film tersebut
b.     Opasitas Opasity
Adalah nilai perbandingan antara sinar langsung (LI) dengan sinar yang di teruskan oleh suatu film yang sudah di ekspos.
c.      Densitas / Optical Density
Cara mengukur niali Densitas disebut Densitimetri sedangkan alat untuk mengukur Densitas disebut Densitometer.












BAB II
FUNGSI SENSITOMETRI


1.      Menilai speed relatif dari film sinar-x, misalnya menggunakan screen film   atau tidak, sebagai koreksi terhadap eksposi.
2.      Untuk menilai karakteristk film pada kondisi tertentu.
3.       Untuk mengevaluasi teknik factor eksposi, dan intensifying screen.
4.      Sensitivitas dan kontras dengan panjang gelombangn.
5.      karateristik pembangkitan.











BAB III
ALAT-ALAT SENSITOMERI

1.      Sensitometer
Gambar 1.2  Sensitometer
Sebuah alat dengan mana suatu emulsi fotografi diberikan serangkaian lulus dari eksposur terhadap cahaya kualitas spektral terkontrol, intensitas, dan durasi. Tergantung pada apakah paparan bervariasi dalam kecerahan atau durasi, instrumen yang dapat disebut skala intensitas atau sensitometer skala waktu.
Dengan Menggunakan Sensitometer
Cara Kerja :
1.      Proses dengan sensitometer dilakakukan di kamar gelap.
2.      Keadaan dikamar gelap benar-benar gelap atau lampu pengaman safety light dimatikan.
3.      Ambil selembar film, kemudian film tersebut dieksposi dengan menggunakan sensitometer.
4.      Kemudian film dicuci dengan suhu dan waktu standar.
5.      Plotting kurva karakteristik dengan sensitometric data sheet.
Keuntungan:
Ø  Cepat dan mudah digunakan
Ø   Dapat digunakan dengan kombinasi film screen yang berbeda
Ø  Memungkinkan untuk mengolah film dengan densitas rendah masuk prosesor pertama
Kekurangan:
Ø  Harga alat relative mahal

2.      Densitometer
Gambar1.3 Densitometer
Densitometer adalah alat  penelitian yang biasa digunakan untuk mengukur kerapatan cahaya suatu objek namun dalam dunia fotografi densitometer juga digunakan untuk menilai kualitas suatu gambar atau alat pencetak.
Secara garis besar ada dua tipe densitometer, yaitu:
a.    Densitometer pantulan/refleksi
Densitometer ini digunakan untuk mengukur kerapatan cahaya pada sampel yang tidak permukaan yang tidak tembus cahaya/transparan.
Gambar 1.4 Densitometer pantulan
b.    Densitometer transmisi
Densitometer yang digunakan untuk mengukur kerapatan cahaya pada sampel yang transparan, misalnya hasil negative foto.
Gambar 1.5 Densitometer transmisi
Dalam dunia kesehatan, densitometer digunakan dalam mendeteksi keadaan osteophorosis. Densitometer akan mengukur kerapatan tulang. Tulang yang rapuh kerapatannya akan berkurang. Inilah yang dinamakan osteophorosis.
3.      Bone densitometer
Gambar 1.6 Bone densitometer
Dalam kimia sendiri, densitometer merupakan salah satu komponen pendukung pada metode kromatografi, yaitu kromatografi lempeng tipis dan kromatografi kertas. Densitometer akan mengukur kerapatan titik pada daerah rambatan. Adanya densitometer dapat menunjang dugaan komposisi dari sampel.
4.      Step wedge

Gambar
1.7 Step Wedge
Step wedge adalah sebuah benda yang terbuat dari Al dengan bentuk yang bertingkat – tingkat dan ketebalan yang berbeda – beda. Apabila Step Wedge dieksposi oleh sinar–X maka akan dihasilkan densitas yang berbeda pada tiap tingkatan. Hal ini diakibatkan oleh perbedaan atenuasi yang diserap oleh objek atau perbedaan intensitas sinar–X yang diterima oleh film.
Alat     :
1.      Pesawat sinar X
2.      Film ukuran 24 x 30 cm plus kaset
3.      Timbal penutup lapangan penyinaran
4.      Densitometer
5.      Step Wedge
6.      Processing
7.       Kertas dan alat tulis
Cara Kerja :
1.      Siapkan kaset 24 x 30 yang telah terisi film.
2.      Letakkan stepwedge diatas kaset.
3.      Atur sentrasi pada pertengahan stepwedge.
4.      Luas lapangan diatur secukupnya.
5.      Buat 4 kali exposi dengan kV tetap(45) dan mAs berubah yaitu 4,8,12,16.
6.      Tiap kali exposi, daerah yang tidak ingin terkena exposi ditutup luth timbal.
7.      Setelah selesai, film diproses dalam kamar gelap.
8.      Setelah kering, film diukur densitasnya dengan densitometer.
9.      Buat tabel seperti diatas, sumbu vertikal merupakan densitas dan sumbu horizontal menunjukkan step.
10.  Plotting kurva.
No
Keuntungan
Kerugian
1.
Penetrometer dapat membuat sejumlah step, sehingga kurva karakteristik yang didapat bisa lebih akurat.
Kurva karakteristik film yang dihasilkan hanya untuk tegangan tabung (kV) tertentu.
2.
Penetrometer dapat digunakan kembali.

3.
dapat digunakan pada kombinasi screen-film yang berbeda.

4.
Waktunya diketahui.

5.
Memungkinkan memproses film dengan densitas rendah masuk pertama kali pada processor.









BAB IV
MACAM-MACAM SENSITOMETRI


Tujuan utama penggunaan bahan Sensitometri adalah Untuk membandingkan kondisi respon film ketika mendapatkan sebuah ekposi yang berbeda.
1.      D.P.Robert (1998)     : Time Scale Sensitometry, intensity,Scale, Sensitometry, Step Wedge dan sensotometer.
2.      J.Ball (1990)              :Time-Scale Sensitometry, Intensity-Scale Sensitometri, X-ray eksposure (Step Wedge) dan Ligh Exposure.
Dari contoh ke dua orang-orang tersebut secara garis besar sama adapun aplikasinya adalah:
a.       Perubahan Skala waktu eksposi (Time Scale Sensitometri)
Time Scale Sensitometry (menggunakan eksposi X-ray). Pada metode ini, satu film diekspose dengan Kv, mA tetap yg berubah s pada daerah yang berbeda pada film tersebut.
b.      Perubahan skala mA atau Intensitas (Intensity Sclae Sensitometry)
Dengan menggunakan step wedge atau penetrometer dan sensitometer.
Pada Intensity Scale Sensitometer ada 2 cara yaitu :
1.  Dengan X-ray dengan variasi intensitas sebagai berikut :
Ø  Tegangan tabung (kV) dan jarak (FFD) konstan.
Ø  Variasi nilai arus tabung  ( waktu (s) tetap, variasi arus   tabung / mA).
Ø   Biasanya dibentuk oleh variasi tinggi tabung (tube) dalam kaitan antara film dengan hukum kuadarat jarak terbalik ( inverse square law).
Ø  Membutuhkan  ketelitian/akurasi pada pengontrol sinar-X (X-ray set), perhitungan dan pengukuran.

2.  Dengan menggunakan step wedge
Ø  Disiapkan stepwedge/penetrometer
Ø  Dieksposi dengan cara menempatkan stepwedge dan   tercover keseluruhan bagian dari stepwedge
Ø  Faktor eksposi yang meliputi tegangan tabung (kV), arus tabung dan waktu (mAs)  disesuaikan dengan kombinasi film-screen yang digunakan.
Ø  Hasil pengukuran densitas dengan menggunakan densitometer dicatat dan plotting kurva
No
Keuntungan
Kerugian
1.
Penetrometer dapat membuat sejumlah step, sehingga kurva karakteristik yang didapat bisa lebih akurat.
Kurva karakteristik film yang dihasilkan hanya untuk tegangan tabung (kV) tertentu.
2.
Penetrometer dapat digunakan kembali.

3.
dapat digunakan pada kombinasi screen-film yang berbeda.

4.
Waktunya diketahui.

5.
Memungkinkan memproses film dengan densitas rendah masuk pertama kali pada processor.



DAFTAR PUSTAKA

1 komentar:

Follow me @Hello_KittyAR